Anak-anak, adalah alasan utamanya untuk bangkit. Setelah gempa, ibu Yusnia mulai aktif dalam organisasi desa, dan menjadi salah satu anggota Satlinmas, organisasi kemasyarakatan yang dikuatkan oleh CDRM&CDS. Saat ini organisasi Satlinmas di desanya aktif melakukan program penanaman pohon dan penyediaan fasilitas air bersih. Dengan aktif berorganisasi, ia belajar mendapatkan hasil pertanian yang lebih baik. Saat ini selain menanam padi, Ibu Yusnia juga memelihara ternak babi dan berkebun pisang.
“Untuk seorang perempuan berstatus janda dalam adat istiadat di daerah kami itu hal yang jarang dilakukan. Tapi dengan berorganisasi saya menjadi berani untuk berbicara dan bersosialisasi dengan orang banyak,” paparnya.
Pascagempa, CDRM&CDS melakukan berbagai pelatihan dan program terkait kesiapsiagaan bencana dan pemberdayaan ekonomi. “Pelatihan yang diberikan oleh CDRM&CDS sangat bermanfaat bagi saya sebab pemahaman saya tentang bencana bertambah. Apalagi Desa Tetehosi sangat rentan terhadap banjir, tanah longsor dan tsunami.”
Ibu Yusnia memberi contoh jika terjadi gempa, ia sudah tahu untuk menghindari pohon-pohon, kabel listrik, serta tiang listrik agar tidak menimpa kepala. Dia juga tahu untuk menyuruh anaknya pergi ke tempat yang aman. Ia juga menyediakan jerigen yang telah diikat di depan rumah sebagai antisipasi bila air laut naik. Selain pelatihan terhadap warga, CDRM&CDS juga memfasilitasi pelatihan siaga bencana pada anak-anak sekolah dasar.
Namun Ibu Yusnia mengakui bahwa alat peringatan dini di desanya masih terbatas. “Tapi setiap anggota keluarga memiliki kentongan di rumah mereka masingmasing. Bila ada bencana maka kentongan itu akan dibunyikan. Yang paling penting, jangan panik jika terjadi bencana,” ujarnya.